VIVAnews - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berjanji akan menuntaskan praktik pencurian ikan atau illegal fishing
di beberapa wilayah perairan laut Indonesia. Hal itu kata Susi, akan
menjadi program prioritas di awal masa kerjanya sebegai menteri.
Di tahap awal, Susi akan mendata kapal-kapal penangkap ikan, kemudian mendata perusahaan mana saja yang kerap melakukan illegal fishing di perairan Indonesia. Diduga, praktik illegal fishing dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.
"Saya
Jumat ingin dapat data kapal ukuran berapa, siapa saja yang punya, dan
saya minta data itu transparan diumumkan pada media juga," kata Susi di
Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa 28 Oktober
2014.
Menurut dia, dengan pengumpulan data itu nantinya
kapal-kapal penangkap ikan itu akan diketahui asal-usulnya. Mana yang
milik pemerintah dan mana yang milik perusahaan-perusahaan swasta baik
lokal maupun asing.
"Perusahaan apa punya berapa yang dikeluarkan. Dari Departemen Kelautan ada berapa. Jadi semua bisa mengawasi," tuturnya.
Seperti
diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo kerap melontarkan
pernyataan bahwa Indonesia mengalami kerugian Rp300 trilliun per tahun
karena illegal fishing di perairan Indonesia.
Untuk mengatasi itu, Jokowi mengatakan bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan pengawasan intensif melalui drone atau pesawat tanpa awak. (ita)
source : VIVAnews - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berjanji akan menuntaskan praktik pencurian ikan atau illegal fishing
di beberapa wilayah perairan laut Indonesia. Hal itu kata Susi, akan
menjadi program prioritas di awal masa kerjanya sebegai menteri.
Di tahap awal, Susi akan mendata kapal-kapal penangkap ikan, kemudian mendata perusahaan mana saja yang kerap melakukan illegal fishing di perairan Indonesia. Diduga, praktik illegal fishing dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.
"Saya
Jumat ingin dapat data kapal ukuran berapa, siapa saja yang punya, dan
saya minta data itu transparan diumumkan pada media juga," kata Susi di
Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa 28 Oktober
2014.
Menurut dia, dengan pengumpulan data itu nantinya
kapal-kapal penangkap ikan itu akan diketahui asal-usulnya. Mana yang
milik pemerintah dan mana yang milik perusahaan-perusahaan swasta baik
lokal maupun asing.
"Perusahaan apa punya berapa yang dikeluarkan. Dari Departemen Kelautan ada berapa. Jadi semua bisa mengawasi," tuturnya.
Seperti
diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo kerap melontarkan
pernyataan bahwa Indonesia mengalami kerugian Rp300 trilliun per tahun
karena illegal fishing di perairan Indonesia.
Untuk mengatasi itu, Jokowi mengatakan bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan pengawasan intensif melalui drone atau pesawat tanpa awak. (ita)