KKP akan berubah nama menjadi Kementerian Maritim

Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan mengubah beberapa nama kementerian. Sejauh ini, sudah ada dua nama kementerian yang telah diputuskan diganti namanya.
"Kementerian Pertanian jadi Kementerian Pangan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi Kementerian Maritim," ujar Deputi Tim Transisi, Eko Sandjojo saat diskusi di Gedung Juang, Rabu (17/9/2014).
Terkait kementerian agama, lanjut Eko, masih dipertahankan dan namanya tetap sama.
"Setahu saya tidak diubah," kata Eko.
Sebelumnya, Jokowi mengumumkan ada 34 kementerian di bawah kepemimpinan dirinya bersama Jusuf Kalla. 34 Kementerian itu akan diisi oleh 18 profesional dan 16 profesional partai politik.
Namun, Jokowi masih merahasiakan nama-nama menteri yang akan mengisi kabinetnya karena masih dalam penggodokan bersama JK.

Source :  http://www.tribunnews.com/nasional/2014/09/17/jokowi-ganti-nama-dua-kementerian

Nelayan Filipina VS Nelayan Sangihe

Tahuna - Praktek illegal fishing di kabupaten kepulauan Sangihe marak. Pelaku illegal fishing yang merupakan nelayan Philipina mengganggu keberadaan nelayan Sangihe.

Untuk itu, nelayan asal Sangihe sudah beberapa kali meminta Pemkab Sangihe, untuk segera menertibkan para nelayan asing itu.
Namun sayangnya keluhan nelayan ini tak kunjung di tindaklanjuti.

Samsudin Lakoro, salah satu nelayan asal Tidore Kecamatan Tahuna Timur mengeluhkan jika mereka kerap diteror nelayan asing itu ketika sedang menangkap ikan di sejumlah ponton yang tersebar di wilayah perairan Sangihe.

"Bayangkan saja, kami sebagai nelayan asli daerah, sering diteror para nelayan asing saat sedang menangkap ikan, dengan melempari batu.

Kami terpaksa mengalah, karena kami tahu persis perahu penangkap ikan yang ditumpangi para nelayan asing ada yang bertuan oknum aparat," ujar Samsudin.

source : http://www.lsmperbatasan.org/nelayan%20filipina%20vs%20sangihe.html

Ikan Napoleon

Dijual Bebas di Pasar Tona Tahuna Sepotong Ikan Napoleon 50 Ribu

Source : http://www.manadopost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=57764
Jum'at, 05 Maret 2010 , 09:59:00

SEHARUSNYA DILINDUNGI: Ikan napolen salah satu kekayaan laut Sulut seharusnya dilindungi.
TAHUNA-Penangkapan ikan yang dilindungi jenis Napoleon yang dilindungi pemerintah masih terjadi di perairan laut Sangihe. Aksi illegal ini dibuktikan dengan banyak nelayan yang menangkap ikan tersebut dan marak di jual di Pasar Tona Tahuna.

Walaupun harga ikan ini sangat mahal di luar negeri seperti di Hongkong, namun tidak di Tahuna yang sepotongnya hanya dijual Rp50 ribu. “Kami tak tahu kalau ini ikan Maming (sebutan warga Sangihe untuk ikan Napoleon, red) adalah ikan langkah yang dilindungi hukum. Makanya kami kami selalu menangkapnya serta menjual ke pedagang di pasar,” ujar sejumlah nelayan Sangihe.

Hal ini diaminkan warga setempat Ferry Bawole. “Itulah yang terjadi saat ini. Penangkapan ikan Napoleon banyak dilakukan nelayan yang bermukim di pulau-pulau,” ujar Bawole, yang juga Ketua Lembaga Pengawas Pembanguna dan Pemerintahan Sangihe Talaud (LP3ST) itu.

Hanya saja kata aktifis Sangihe ini, pemkab maupun aparat hukum tak bisa menyalahkan nelayan dan pedagang. Sebab, nelayan yang ada di pulau-pulau tak tahu kalau ikan tersebut dilindungi. “Sosialisasi ke nelayan, kurang dilakukan Dinas Perikanan dan Kelautan Sangihe,” pungkasnya.(jeg/ras)

Peta Rawan Illegal Fishing di Laut Sangihe

Indonesia menjadi lumbung ikan bagi negara-negara tetangga yang bertindak melangar hukum dengan melakukan pencurian ikan (Illegal Fishing) di utara Indonesia kabupaten kepulauan Sangihe merupakan daerah perbatasan yang sangat rawan akan pencurian ikan. Berikut peta rawan illegal fishing di kabupaten kepualuan Sangihe: